Kata ini umum kita jumpai di era
2000an ketika seseorang merasakan kegagalan yang berarti, atau mungkin sangat
berdampak bagi dirinya. Harus diakui, situasi ini bisa dialami oleh siapun
termasuk mereka yang sudah berusaha sekuat mungkin untuk menghindarinya.
You can’t decide, because it’s already written in Lauhul Mahfudz. You
just have some opportunities to try, to avoid something you scare with.
Yup, Radita merasa gagal untuk
mempertahankan bentengnya. Bangunan tinggi yang telah ia dirikan dan sudah
berhasil melindunginya selama beberapa bulan terakhir dari sosok-sosok asing yang
ingin memasuki benteng tersebut. Mulai dari anak panah hingga cannon tidak ada
yang berhasil menembusnya. Walaupun retakan-retakan kerap muncul
di beberapa sisi, Radita segera berusaha memperbaikinya secepat mungkin agar
benteng tersebut kembali kokoh dan kuat.
Sosok-sosok asing itu.. ada yang
masih berdiri di depan pintu gerbang dan menunggunya terbuka, selain karena ia
tak punya kuncinya, senjatanyapun telah habis untuk kembali menyerang; adapula yang pergi karna marah akan kuatnya
benteng yang telah ia coba lewati dengan hal-hal religi pada senjatanya; dan ada
juga yang masih berusaha menyerang dengan senjata-senjata kecilnya yang masih
tersisa.
Namun di waktu yang sama, benteng
yang Radita anggap cukup ampuh untuk menjaganya, runtuh dalam hitungan detik.
Ternyata benteng yang selama ini
Ia anggap kuat, sangatlah rapuh kenyataannya. Hancur hanya karena sebuah ketapel,
ketapel yang melesatkankan sebuah kunci pintu gerbang benteng yang telah Radita
buang jauh entah dimana.
Sosok itu tidak membuka gerbangnya,
tapi ia melemparkan kuncinya. Hal ini membuatnya terkejut dan berlari keluar
untuk mencari sosok tersebut melewati pintu gerbang yang ia buka dengan
kunci tadi.
Namun, ia tidak menemukan sosok
sang pelempar kunci. Hal ini membuatnya sedih, karna kejadian yang tidak ia prediksikan
sebelumnya tanpa sadar telah membuatnya lalai untuk membiarkan bentengnya terbuka
dan akhirnya hancur di tangannya sendiri.
Itu artinya, Radita harus kembali
membangun bentengnya dari awal.
Benteng yang lebih kuat.
Benteng yang lebih kokoh.