Saya merupakan seorang mahasiswi berumur 20 tahun, ikut berpartisipasi dalam ajang Pilpres merupakan pengalaman pertama bagi saya. Sekitar 2 jam yang lalu, KPU telah mengumumkan bahwa Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla berhasil menjabat sebagai Presiden-Wakil Presiden Indonesia periode 2014-2019, mengalahkan saingannya Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Hatta Rajasa.
Pengumuman ini bukanlah hal yang mengagetkan bagi saya, karna hasil quick count sebelumnya (Lembaga survei kredibel) telah menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Sebagai seorang newbie dalam pesta demokrasi, saya tidak memperoleh kesulitan yang berarti untuk menentukan pilihan. Berikut merupakan alasan saya:
- Jika membandingkan track record dari kedua belah pihak, saya lebih suka no. 2 karena beliau memiliki pengalaman memimpin rakyat sipil sebelumnya.
- Jika membandingkan koalisi partai antara 2 pihak, saya lebih memilih no.2 karena didukung oleh orang-orang yang memiliki sikap baik dan tidak berkoalisi dengan partai-partai kasus korupsi. Terutama PPP!
- Jika membandingkan sikap kedua capres, saya menyukai kedua belah pihak. Satu memiliki ketegasan, kedua memiliki kesederhanaan dan kejujuran. Tapi belakangan semakin mendekati hari H pemilihan, terlihat bahwa no. 1 bukanlah memiliki sikap tegas melainkan terlalu ambisius dan bagi saya beliau otoriter. Saya tidak suka orang otoriter! Karena bagi saya orang otoriter tidak memiliki cara berkomunikasi yang baik dan jelas dengan lingkungannya.
- Dan beberapa prestasi Pak Jokowi-JK yang bisa saya perhitungkan sebagai alasan saya memilih beliau.
Ajang pilpres cukup membuat sedikit kerenggangan antar saya dan teman-teman. Namun alhamdulillah saya dan teman-teman masih dapat berpikiran terbuka untuk tetap mendengarkan pendapat satu sama lain tentang jagoannya. Walaupun sebenarnya saya tidak suka dengan alasan mereka memilih jagoannya, karena mereka tidak menunjukkan prestasi dari jagoannya tetapi justru menjelek-jelekkan pihak lawan dengan berita yang benar-benar tidak jelas sumbernya.
Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian (Amin). Setelah segala bentuk black campaign yang dilempar ke pihak no.2, Alhamdulillah sebagain besar masyarakat Indonesia masih dapat berpikir cerdas dan dewasa untuk memilih jagoannya. Semoga rakyat Indonesia dapat bekerja sama mendukung Bapak Jokowi-JK demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik (Amin..).
Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tidak kaget dengan pengumuman Pilpres hari ini. Tapi justru saya kaget dan heran dengan sikap kekanak-kanakan Bapak Prabowo Subianto yang memutuskan untuk menolak perlaksanaan Pilpres dan menarik diri dari proses pemilihan (
sumber). Dengan alasan pemilu kali ini banyak kecurangan, tidak demokratis, ulang dong blablabla. Si LOL nih kelakuannya. Saya baca artikel-artikel di yahoo dan berita-berita selain tv on dan metro tv, banyak yang memberitakan bahwa kecurangan selama proses pemilihan terjadi justru dilakukan oleh pihak no.1. Kocak emang nih orang..
Jujur kalo saya pilih no.1, SAYA MALU. Ada 46,85% (60 jutaan) rakyat Indonesia memberikan kepercayaan kepada beliau, tapi justru ia menunjukkan sikap yang berlawanan dengan perkataannya saat debat capres terakhir "Saya siap menang dan siap kalah!". Apakah saya yang berusia 20 tahun ini justru memiliki pemikiran yang lebih dewasa dari pada bapak?
Jadi dengan berakhirnya pesta demokrasi tahun ini, paling nggak saya tau bahwa saya sudah memilih capres yang terbaik walaupun tak sempurna. Selain itu suara saya dan 53,15% rakyat Indonesia lainnya juga telah berhasil menggagalkan negara ini untuk berubah menjadi negara mutant. Saya yakin apapun yang terjadi kedepan, Allah telah memberikan hasil yang terbaik untuk segala usaha dan perjuangan yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak.