________________________________________________
burn·out
/ˈbərnˌout/
noun
physical or mental collapse caused by overwork or stress.
________________________________________________
Pare (Kediri), Juni
2016.
Hampir satu bulan berjuang hingga gumoh writing bersama di
kelas dan kost masing-masing, namanya juga baru lepas dari fase
anak muda.. jiwa-jiwa anti terkekang mulai naik
ke permukaan. Berhubung ada moment yang tepat yaitu
sebelum memasuki bulan Ramadhan, kami memutuskan untuk jalan-jalan bareng!
Setelah berdiskusi akhirnya Malang terpilih sebagai destinasi tujuan,
yakni pantai 3 Warna yang dikenal sebagai salah satu pantai tercantik
di Malang.
Pada saat itu sebenarnya kami masih
belum mengetahui apakah akan ada hari libur ketika transisi untuk masuk ke
kelas IELTS level selanjutnya. But, just take a risk! Ciri
khas anak muda yang independen dengan alasan butuh refreshing setelah
tugas bejibun. Hari semakin dekat menuju akhir pertemuan kelas
bulan itu, para murid laki-laki berhasil melobby Mr. Irham
(tutor paling baik) agar kita gak ditugaskan untuk menyusun naskah speaking pada hari
libur nanti. Karena ternyata kami memperoleh 1 hari libur tambahan yaitu
Jum'at, terlebih ternyata Mr. Irham juga ingin menghabiskan waktu di Malang
bersama temannya walaupun sebelumnya kami sempet mengajak beliau untuk gabung.
Tutor yang paling pengertian!
Namun.. Tutor lain yang memang
dikenal strict abis dengan peraturan, tetap memberikan
kami 8 judul writing task di Kamis sore dan harus dikumpul tepat pada
Minggu pagi. Sayangnya, tidak ada dari kami yang mampu berkata bahwa
sebenarnya terdapat rencana ngebolang khas anak muda
beberapa hari kedepan.. misteri. Kami pun saling mengingatkan agar
tidak ada yang update foto jalan-jalan di facebook demi
merahasiakan misi ini dari Mr. Tutor. Setelah berdiskusi dengan
temen-temen untuk mencari cara agar tetap dapat mengumpulkan tugas
dan juga jalan-jalan, terungkaplah trik-trik licik browsing yang
disampaikan dengan guyonan oleh Fardan dan Arkam hingga berkolaborasi
untuk mengparaphrase essay 'partner in crime' dari El
dan Wiwi. Sayangnya kami tidak berhasil menemukan jalan tengah
kecuali mengorbankan salah satunya, tugas atau jalan-jalan.
Due to burnout which was obtained,
absolutely we chose Malang Vacation! The power of strenghten each
other, karena kalo dihukumpun pasti
bareng-bareng :'D
Setelah membagi tugas antara konsumsi
(perempuan), tenda dan sewa mobil (laki-laki), Yunda sudah standby memimpin
kami di balik kemudi mobil untuk otw pada Kamis malam.
Sempat transit untuk makan tengah malam di Alun-alun Batu bersama udara
dingin khas Malang, kami sampai di Pantai Gatra pukul 3 pagi.
Karena jumlah pengunjung pantai 3 Warna dibatasi dan sampai
detik itu kami belum dapet konfimasi booking, keputusan
jatuh pada Pantai Gatra yang berlokasi tepat di sebelahnya agar kami
dapat sejenak mengumpulkan kembali energi yang hilang diperjalanan. Sesampainya
disana, kita berdelapan langsung mendirikan tenda untuk beristirahat.
Pagi pun tiba, betapa senangnya saat itu akhirnya bisa lepas sementara
dari aktifitas ketik mengetik. Semua lari ke pantai!!
(ki-ka) El, Wiwi, Yunda, Aku. Fardan, Arkam. |
(ki-ka) Yunda, Arkam, Wiwi, Aku. Zul, Fardan. |
Mie instant 3 hari full hahaha |
Captured by Tyo. |
Zul ngerequest hahaha |
Pengalaman paling tak terlupakan saat kami
menjelajah Pantai Gatra adalah ketika Tyo menyewa sebuah kano! Setelah ia puas
mendayung layaknya Atlet Olimpiade, semua diminta untuk ikut mencoba. El sempat
khawatir jika kano akan terbalik setelah melewati bibir pantai karna
ketidakmampuannya untuk berenang, namun akhirnya ia berani coba dan semua
baik-baik saja. Zul terlihat lihai karena berhasil melewati
ombak pertama tanpa terpisah dari kano pada
percobaan pertama, Berbeda dengan aku yang membutuhkan tiga kali jatuh
sebelum melewati ombak pertama dan keasyikan mendayung terlalu jauh
hingga terbalik entah setelah melewati berapa ombak. Sayangnya postur
tubuh yang kurang mendukung membuatku tak dapat kembali naik ke atas
kano tanpa bantuan memijakkan kaki di daratan. Alhasil Bapak pemilik
kano harus menjemputku untuk menarik kano, bersama diriku yang berenang dengan
berpegang pada tepinya.
Matahari sudah tepat berada di atas ubun-ubun kami,
saat itu konfirmasi masih belum diberikan oleh pengelola pantai agar
kami dapat merasakan keindahan Pantai 3 Warna. Karena telah berkunjung
kesana satu bulan sebelumnya, ku sadar bahwa Pantai 3 Warna
memiliki pasir yang lebih halus dan putih dibanding sahabat karibnya
ini, tentu dengan tebing yang dapat dipanjat dari balik semak hijau.
Akhirnya kami searching untuk mencari spot pantai lain di area Malang, beberapa menit setelahnya kami memutuskan untuk segera bersiap untuk pindah ke Pantai Bale Kambang setelah sholat Ashar. Kembali berjibaku dengan klakson jalan, kami sampai sekitar pukul 8 malam. Kembali mendirikan tenda, dilanjutkan bermain truth or dare yang berhasil mengungkap banyak cerita tak terkira dan ditutup dengan beristirahat di tenda masing-masing, terkecuali Yunda yang memilih tidur di mobil.
Karena hanya membawa sedikit perbekalan pakaian, hanya Tyo sang Atlet yang terlihat menerpa ombak pada pagi hari. Selain karna pantai yang sangat ramai, masih hangatnya euforia kecantikan Pantai Gatra yang jauh melebihi Pantai Bale Kambang membuatku enggan untuk basah-basahan. Namun jembatan dan pura yang serupa dengan salah satu Pantai khas Bali membuat langkah kaki kami bergerak menuju kesana tanpa banyak diskusi.
Sedang asyik melahap ikan bakar di salah satu
kedai, ternyata tenda kami ambruk terkena pasang ombak.
Menjadi satu-satunya orang yang tahu akan hal itu, tenaga dalam Pelari Sprint tiba-tiba
muncul pada kaki ini untuk segera bergegas memanggil teman-teman
yang lain. Untungnya saat itu tenda dan tas-tas kami yang berada di
dalamnya tidak terbawa oleh ombak dadakan itu. Alhasil kami harus menjemur
tenda terlebih dahulu sebelum siangnya kembali menancapkan gas menuju kehidupan
nyata, Pare.
Selama perjalanan, candaan seputar tugas yang belum dikerjakan tak berhenti membuat ledakan tawa satu mobil. Namun begitu, kami tetap tidak tenang karena terus memeriksa website tempat post tugas, apakah Daniel dan Lily yang tidak bergabung tetep mengumpulkan tugas kontroversi tersebut. Ternyata hanya Lily yang sempet menguploadnya di Minggu siang, itupun tak rampung karna dia sedang menghadiri acara kerabatnya dan pulang ke Semarang. Begitupula Daniel, Ia tidak mengumpulkan karna sedang dalam kondisi kurang sehat.
Sesampainya di Pare pada Minggu sore, bener
aja ternyata.. Mr. Tutor mencari Fardan dan Arkam ke camp mereka
saat menyadari ada banyak anak murid yang membangkang hari itu. Hari Senin
tiba, Mr. Tutor ngamuk-ngamuk di kelas. Kabar tersebut
aku peroleh dari El karena baru terbangun pukul 7 lebih setelah
berusaha menyelesaikan 8 task writing tercinta di malam sebelumnya, tentu
aku memutuskan untuk tidak mencari tambahan masalah lagi hari itu. Setelah
selesai mendengar wejangan menyayat hati hingga pukul 9, hari itu murid
sekelas diminta untuk pulang walaupun itu adalah hari terakhir kelas
kami bersama Mr. Irham.
Entah, mungkin karena tidak merasakan secara live tragedi omelan hari
itu, tidak ada rasa sesal yang muncul sedikitpun atas perilaku
agak 'bandel' pada akhir bulan pertama belajar IELTS di
lembaga tersebut. Toh, gak sehat pula kan selalu non-stop
berada di kondisi under pressure? Sometimes we need to
break in order to increase our next performance :)
#SalamBandel
#SalamBandel
No comments:
Post a Comment